indosteger@gmail.com   +62818716828

Cara Menghitung Kebutuhan Scaffolding Per M2 dengan Tepat

Media
24 Mar 2025

Indosteger

Indosteger adalah platform jual dan sewa scaffolding dengan proses produksi menggunakan teknologi tinggi dan bahan berkualitas sehingga hasil produksi berstandard nasional.

Scaffolding biasanya dikenal dengan perancah, bekisting ataupun scaffolding steger bambu. Sederhananya scaffolding berfungsi untuk menyangga beban peralatan bangunan ataupun manusia, juga menjaga keamanan orang-orang yang berada di bawah konstruksi. Karena fungsinya yang berguna untuk menjaga keselamatan para pekerja, maka scaffolding saat ini sangat dibutuhkan dalam setiap konstruksi. 

Terlebih dalam pembangunan gedung tinggi maupun bangunan sederhana. Kalau dulu cenderung para pekerja menggunakan steger bambu yang secara manual dibuat, namun dengan adanya scaffolding saat ini semuanya menjadi lebih efisien. Terutama pada pembangunan rumah bertingkat dan pada proses pengecatan dinding.

Secara umum, scaffolding berbentuk menyerupai sistem modular yang dibuat dari pipa maupun tabung dari logam. Beda halnya dengan kebutuhan scaffolding pada bangunan tinggi, saat menggunakan scaffolding tentunya harus menggunakan perhitungan yang tepat agar biaya proyek dapat terukur jelas.

Baca juga: Scaffolding: Tipe, Fungsi, Keuntungan, dan Jenisnya!

Cara Menghitung Kebutuhan Scaffolding yang Dibutuhkan

Menghitung scaffolding sangat memerlukan ketelitian yang tinggi, agar tidak ada kesalahan dalam menentukan jumlahnya. Penting untuk mengukur dengan akurat area di mana scaffolding akan digunakan untuk menentukan bahan dan jumlah yang diperlukan. Berikut ini dijelaskan cara menghitung kebutuhan scaffolding per m2 yang perlu Anda ketahui.

1. Pendekatan Mapping 

Pendekatan Mapping adalah teknik dimana Anda memperhatikan skema gambar bangunan. Menganalisa seberapa banyak jumlah scaffolding yang dibutuhkan pada sekitar bangunan. Pengukuran kebutuhan scaffolding ini berguna untuk menyesuaikan jenis scaffolding dan berapa jumlah tingkat scaffolding yang akan dibutuhkan dan dipakai. Penting untuk mengukur area dengan akurat guna memastikan jumlah scaffolding yang tepat digunakan. Maka, dibutuhkan kecermatan untuk memahami gambar. 

Langkah selanjutnya adalah membuat plot ukuran scaffolding dalam sketsa bangunan tersebut. Luas scaffolding yang standar berukuran 1,2 x 1,8 m serta tingginya 1,7 m atau menyesuaikan jack-base dan u-head.

2. Pembangunan balok dan plat Lantai 

Dalam proses penghitungan pembangunan blok dan plat lantai, hal yang harus diperhatikan ialah membuat baloknya terlebih dahulu. Pertama-tama, hitung kebutuhan dari scaffolding yang diperlukan untuk balok. Kemudian, hitung juga kebutuhan dari plat lantainya. Jangan lupa bahwa harus ada ruangan yang digunakan untuk memasang scaffolding.

Setelah itu, hitung pula ketinggian dari struktur bangunannya. Hasil yang didapatkan dari proses tersebut akan menunjukkan berapa banyak tingkat dari scaffolding yang perlu digunakan. Penting untuk mempertimbangkan struktur bangunan saat menghitung kebutuhan scaffolding agar dapat menyokong pekerja dan material dengan aman. Jadi, bisa diketahui apakah dibutuhkan lebih dari satu rangkaian scaffolding untuk menyokong proses pekerjaan bangunan.

Setelah Anda mengetahui angka dari panjang serta tinggi dari lokasi, kemudian bagikan dengan panjang dari ukuran scaffolding, yakni 1,8 meter. Sedangkan untuk angka ketinggian, Anda bisa membagikannya dengan tinggi standar scaffolding, yakni 1,7 meter. Kebutuhan scaffolding bisa dilihat dari hasil panjang serta hasil pembagian tinggi dari hitungan tersebut dan akan didapatkan jumlah scaffolding yang dibutuhkan.

Jenis Scaffolding yang Perlu Anda Ketahui

Scaffolding atau perancah merupakan struktur sementara yang digunakan untuk menyediakan akses dan platform kerja di ketinggian, sehingga memudahkan proses konstruksi, renovasi, atau perbaikan bangunan. Berbagai jenis scaffolding telah dikembangkan untuk memenuhi beragam kebutuhan di lapangan.

1. Frame Scaffolding

Frame scaffolding terbuat dari rangka pipa besi yang disusun membentuk struktur persegi atau persegi panjang. Struktur ini biasanya terdiri dari komponen utama seperti main frame, ladder frame, dan cross brace. Kelebihan frame scaffolding adalah kemudahan dalam pemasangan dan pembongkaran, serta kestabilannya yang cukup baik untuk pekerjaan dengan ketinggian sedang. Jenis ini sangat cocok digunakan untuk pengecatan dan perbaikan ringan.

2. Tube and Coupler Scaffolding

Tube and coupler scaffolding menggunakan pipa baja atau logam lainnya yang disambungkan dengan alat penghubung yang disebut coupler. Keunggulan dari jenis scaffolding ini adalah fleksibilitas dalam perakitan dan konfigurasi, sehingga sangat ideal untuk proyek yang memerlukan penyesuaian bentuk scaffolding sesuai kondisi lapangan.

3. Mobile Scaffolding

Mobile scaffolding dilengkapi dengan roda atau caster yang memungkinkan perancah dipindahkan dengan mudah dari satu lokasi ke lokasi lain. Mobilitas yang tinggi menjadikan jenis scaffolding ini ideal untuk pekerjaan di area kerja yang dinamis, seperti perbaikan interior atau proyek yang memiliki area kerja yang berubah-ubah.

4. Suspended Scaffolding

Suspended scaffolding merupakan platform kerja yang digantung dari struktur di atasnya menggunakan kabel atau tali baja. Jenis scaffolding ini sangat cocok untuk pekerjaan di sisi gedung tinggi, seperti pengecatan, pembersihan, atau perbaikan eksterior bangunan besar, karena memberikan akses yang aman ke area yang sulit dijangkau.

5. Ringlock (atau Kwikstage) Scaffolding

Ringlock scaffolding menggunakan sistem cincin kunci (ringlock) untuk menghubungkan elemen-elemen scaffolding. Keunggulan jenis ini terletak pada kecepatan perakitan dan fleksibilitas konfigurasi, serta kestabilannya yang baik sehingga sering dipakai pada proyek jangka pendek.

6. Scaffolding Kayu, Bambu, atau Andang

Scaffolding yang terbuat dari kayu umumnya digunakan untuk proyek kecil atau bersifat sementara, meskipun rentan terhadap kerusakan karena faktor alam. Di sisi lain, scaffolding bambu masih populer di beberapa negara Asia karena ketersediaannya yang melimpah, ringannya, dan sifatnya yang ramah lingkungan. Sedangkan scaffolding andang biasanya dipakai untuk pekerjaan pada ketinggian rendah, sekitar 2,5 hingga 3 meter, dengan pemasangan yang sederhana. Kelebihan dari jenis scaffolding ini adalah nilai ekonomis yang tinggi, terutama untuk proyek-proyek yang memanfaatkan sumber daya lokal.

Bagaimana Cara Memilih Jenis Scaffolding yang Dibutuhkan?

Pemilihan scaffolding yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik proyek serta memperhatikan faktor keselamatan dan efisiensi.

1. Tentukan Proyek Konstruksi yang Dilakukan

Langkah pertama adalah menentukan jenis pekerjaan yang akan dilakukan, apakah untuk konstruksi bangunan baru, renovasi, pengecatan, atau perawatan gedung. Pekerjaan di ketinggian yang berbeda memerlukan jenis scaffolding yang berbeda pula; misalnya, suspended scaffolding untuk gedung tinggi dan frame scaffolding untuk proyek dengan ketinggian sedang.

2. Menentukan Ukuran dan Desain Kebutuhan Scaffolding

Selanjutnya, ukuran dan desain scaffolding harus sesuai dengan ketinggian bangunan serta area kerja yang dibutuhkan. Proyek dengan akses yang sulit mungkin memerlukan scaffolding yang lebih fleksibel, seperti tube and coupler atau ringlock scaffolding. Evaluasi beban kerja juga penting untuk memastikan scaffolding mampu menahan beban maksimal, termasuk berat pekerja, peralatan, dan material konstruksi. Penting untuk memilih scaffolding dengan kapasitas beban yang sesuai standar keselamatan, misalnya sesuai dengan peraturan OSHA atau standar lokal.

3. Menentukan Mobilitas dan Kecepatan Perakitan

Mobilitas dan kecepatan perakitan merupakan faktor lain yang perlu dipertimbangkan. Jika proyek membutuhkan perakitan dan pembongkaran yang cepat, maka scaffolding modular atau mobile scaffolding bisa menjadi pilihan yang tepat. Untuk proyek yang mengutamakan mobilitas, scaffolding mobile dengan roda akan memudahkan perpindahan di lokasi kerja. Selain itu, bandingkan harga berbagai jenis scaffolding dengan mempertimbangkan aspek keamanan dan keandalan. Walaupun harga murah menarik, keselamatan pekerja harus tetap menjadi prioritas utama.

4. Memastikan Scaffolding Memenuhi Standar Keselamatan

Pastikan juga scaffolding yang dipilih memenuhi standar keselamatan dan peraturan K3 yang berlaku di wilayah proyek. Adanya fitur keselamatan seperti pagar pengaman, sistem penguncian yang baik, dan jalur akses yang aman sangat penting. Terakhir, konsultasikan kebutuhan proyek Anda dengan kontraktor atau penyedia scaffolding yang berpengalaman, sehingga kondisi lapangan dapat dievaluasi secara menyeluruh dan jenis scaffolding yang paling sesuai dapat direkomendasikan.

Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut, Anda dapat memilih jenis scaffolding yang tidak hanya meningkatkan efisiensi kerja tetapi juga menjamin keselamatan seluruh tim di lokasi proyek.

Pilihan Scaffolding yang Ada di Indosteger

Biasanya saat menyewa scaffolding di Indosteger, kebutuhan scaffolding per m2 bisa terdiri dari Frame scaffolding dengan konfigurasi antara lain bagian main frame, ladder frame atau gabungan keduanya. Kedua bagian ini sudah pasti digunakan dan dihubungkan dengan cross brace yang saling berpotongan dalam kerangka konfigurasi persegi.

Saat pemasangan ini akan menjadi pondasi untuk membangun tingkatan scaffolding ke bagian atas. Penting untuk mengukur area kerja dengan akurat agar jumlah scaffolding yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Perhatikan setiap bingkai yang dihubungkan wajib disambung dengan joint pin, supaya tidak lepas.

Adapun kebutuhan scaffolding per m2 lainnya adalah cross brace untuk mempererat sepasang main frame agar scaffolding dapat berdiri tegak dan kuat. Setelah itu arm lock akan mengunci cross brace supaya perancah tidak goyang. Kemudian Joint pin akan menyambungkan main frame secara vertikel untuk menambah tingkatan perancah.

Ditambah dengan fungsi-fungsi perangkat lainnya seperti jack base untuk alas kaki yang disesuaikan dengan jarak dari lantai. U-head scaffolding yang digunakan untuk menyangga konstruksi main frame atau scaffolfding yang ada dibagian atas.

Adapun Catwolk scaffolding yang terbuat dari logam untuk tempat berpijak antara main frame. Dan tentunya tangga scaffolding yang berfungsi sebagai akses naik turun para pekerja. Tangga tentunya penting keselamatan kerja tetap terjaga.

Baca juga: Standar Ukuran Pipa Scaffolding Sesuai Jenisnya

CTA Banner Article

Indosteger: Solusi Sewa Scaffolding Untuk Kesuksesan Proyek Anda!

Pembuatan scaffolding perlu dilihat sesuai kebutuhan. Contohnya kebutuhan scaffolding untuk pekerjaan pemasangan batu bata, pemlesteran, hingga pengecoran. Pemasangan tersebut sama sekali tidak memikirkan berapa lebar dari scaffolding. Anda hanya perlu mengukur panjang dan tinggi areanya. Penting untuk mengukur area dengan akurat guna menentukan bahan dan jumlah scaffolding yang diperlukan.

Standar yang diberikan berada di angka 1,8 m untuk panjang dan tinggi 1,7 m. Dengan dua perhitungan itu, tinggal dikalikan dengan jumlah kebutuhan scaffolding bagi seluruh proses pemasangan batu bata, pemlesteran, hingga pengecoran.

Nah, kurang lebih cara menghitung dan kebutuhan scaffolding per m2 seperti ini begitupun juga dengan teknik pengerjaannya. Jika terkesan sulit, maka sewa scaffolding akan menjadi investasi yang lebih menguntungkan dari segi waktu, biaya hingga keamanan.

Namun, jika berinvestasi membeli scaffolding tentunya juga bisa jadi keuntungan. Apalagi, jika Anda bergerak dalam bidang proyek dan bisnis. Karena scaffolding yang baik dan berkualitas, harusnya lebih mudah untuk dibongkar pasang.

Tentunya, Indosteger menyediakan Jual Sewa Scaffolding Termurah yang tentunya terbuat dari material berkualitas. Yuk, hubungi Indosteger untuk memenuhi kebutuhan Scaffolding Anda!

Artikel Terkait

Silahkan hubungi kami
Hi saya ingin bertanya
whatsappweb