indosteger@gmail.com   +62818716828

Cara Membuat RAB Proyek Konstruksi dan Bangunan yang Baik

Media
22 Sep 2025

Indosteger

Indosteger adalah platform jual dan sewa scaffolding dengan proses produksi menggunakan teknologi tinggi dan bahan berkualitas sehingga hasil produksi berstandard nasional.

Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah sebuah hal krusial bagi pengerjaan sebuah proyek. Menyusun RAB adalah menyusun sebagian besar keberhasilan proyek itu sendiri. Dengan adanya RAB, Anda akan memiliki satu fondasi unrtuk menilai keberlangsungan dari sebuah proyek. Sukses atau tidaknya sebuah proyek dapat dilihat salah satunya melalui dari RAB proyek bersangkutan.

Karena sifatnya yang krusial tersebut, untuk memastikan proyek konstruk Anda berjalan lancar, Anda harus terlebih dahulu mengetahui cara membuat RAB yang tepat. Pembuatan RAB terdiri dari berbagai langkah teknis yang mungkin dapat menjadi tantangan tersendiri.

Oleh karena itu, untuk membantu Anda menyusun RAB untuk proyek Anda, berikut adalah penjelasan tentang cara membuat RAB untuk proyek konstruksi dan bangunan yang baik.

Apa itu Rencana Anggaran Biaya (RAB)?

RAB adalah estimasi atau perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek konstruksi. Estimasi ini biasanya berasal dari gambar kerja dan spesifikasi bangunan, termasuk rincian pekerjaan, biaya tenaga kerja, serta kebutuhan bahan bangunan.

Secara sederhana, RAB adalah dokumen yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan menjadi acuan bagi kontraktor maupun pemilik proyek dalam mengalokasikan dana pembangunan dari awal hingga akhir. Dengan adanya RAB, perhitungan biaya bisa lebih jelas, sehingga proyek dapat berjalan lancar dan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Karena berhubungan langsung dengan biaya yang sensitif, menyusun RAB menjadi langkah krusial dalam pembuatan RAB untuk rumah tinggal maupun proyek pembangunan lainnya. Tanpa perencanaan yang baik, risiko pembengkakan biaya akan semakin besar. Oleh karena itu, memahami fungsi RAB sangat penting agar proyek tetap berjalan sesuai kebutuhan dan tujuan.

Apa Saja Jenis-Jenis RAB?

Secara garis besar, ada dua jenis RAB yang sering digunakan, yaitu RAB usaha dan RAB konstruksi.

  • RAB usaha biasanya dipakai untuk menyusun Rencana Anggaran Biaya dalam kegiatan bisnis, seperti perhitungan modal, pengeluaran, hingga rencana pengembangan usaha.

  • RAB konstruksi digunakan untuk menghitung anggaran dalam sebuah proyek pembangunan. Jenis ini lebih spesifik pada kebutuhan bahan, material, dan tenaga kerja dalam mendirikan bangunan.

Dalam praktiknya, RAB untuk proyek konstruksi masih terbagi lagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:

1. RAB Kasar

Seperti namanya, jenis ini merupakan rab sederhana atau taksiran awal biaya sebuah proyek. Biasanya digunakan sebagai gambaran awal sebelum masuk ke pembuatan RAB yang lebih detail. Menghitung RAB kasar sangat membantu untuk mengetahui kisaran total biaya dan kebutuhan proyek secara umum.

2. RAB Detil

Berbeda dengan RAB kasar, RAB detil adalah versi final setelah melalui berbagai koreksi. Dalam proses penyusunan RAB, dilakukan penyesuaian desain bangunan, harga bahan bangunan, hingga jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan. RAB detil inilah yang kemudian menjadi acuan resmi dalam pelaksanaan proyek agar proyek berjalan sesuai kebutuhan dan tidak terjadi biaya tambahan.

Baca Juga: Estimasi Biaya Renovasi Rumah

Apa Peranan RAB dalam Proyek Konstruksi?

Dalam setiap kegiatan, Rancangan Anggaran Biaya akan digunakan sebagai parameter apakah dana yang dikeluarkan sesuai dengan budget awal. Ini yang membuat Rancangan Anggaran Biaya memiliki peranan penting untuk acuan dasar proyek. Rencana Anggaran Biaya yang baik akan meng-cover seluruh kebutuhan pelaksanaan, termasuk biaya tidak terduga.

Di dalam Rancangan Anggaran Biaya sendiri, ada beberapa aspek yang harus dicantumkan. Mulai pemilihan kontraktor yang diinginkan, belanja bahan dan material bangunan yang dibutuhkan, sampai proses berjalannya proyek dengan sistem pengawasannya. Rancangan Anggaran Biaya atau RAB akan menjadi dasar untuk menjalankan semua proses tersebut.

Tanpa membuat RAB, Anda memiliki peluang lebih besar mengalami penambahan biaya yang tidak diduga sebelumnya. Mengapa bisa demikian? Ini karena RAB berisi rincian-rincian lengkap tentang segala aspek pelaksanaan. 

Misalnya, pembengkakan biaya sangat mungkin akan terjadi, seperti tambahan biaya peralatan yang tidak sesuai, upah pekerja yang sebelumnya tidak dihitung, serta beberapa dampak merugikan lainnya.

Selain pembengkakan biaya, menyusun RAB dengan baik akan membuat Anda memahami gambaran umum bahan-bahan serta alat-alat apa saja yang akan dibutuhkan dalam proses konstruksi. Dengan demikian, Anda dapat memastikan kalau seluruh alat dan bahan yang dibutuhkan telah dipersiapkan agar tidak menghambat proses pengerjaan apabila misalnya Anda lupa membeli sebuah alat atau bahan.

Baca juga: Perkiraan Biaya Renovasi Rumah Menjadi 2 Lantai 

Apa Saja Komponen dari RAB yang Baik?

Dengan adanya RAB, pengeluaran dapat lebih terkontrol, risiko pembengkakan biaya bisa ditekan, serta proyek dapat berjalan lancar sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Untuk memahami lebih dalam, berikut adalah beberapa komponen penting dalam penyusunan RAB untuk proyek konstruksi:

1. Keterangan Pekerjaan

Tahapan proyek konstruksi selalu terdiri dari berbagai pekerjaan, misalnya penggalian tanah, pembuatan fondasi, hingga pemasangan dinding. Dalam menyusun RAB, setiap tahapan harus dipisahkan secara detail agar jelas alokasi dananya. Hal ini juga akan mempermudah menghitung RAB secara lebih akurat.

2. Unit dan Volume Pekerjaan

Setiap pekerjaan harus memiliki ukuran yang jelas, misalnya luas galian 20 meter persegi atau pondasi dengan ukuran 15 meter persegi. Volume pekerjaan ini nantinya digunakan dalam perhitungan biaya agar lebih tepat sesuai kebutuhan proyek.

3. Harga Satuan Pekerjaan

Harga satuan adalah komponen yang sangat penting. Untuk menghitungnya, volume pekerjaan dikalikan dengan harga per unit. Misalnya, jika harga menggali 1 m² adalah Rp100 ribu, maka untuk 20 m² totalnya Rp2 juta. Dengan langkah ini, Anda bisa mendapatkan estimasi biaya awal sebelum proyek dimulai.

4. Gaji Tenaga Kerja

Dalam RAB, perhitungan biaya tenaga kerja juga harus dimasukkan. Sistem pembayaran bisa dilakukan harian atau borongan. Pada sistem borongan, biaya sering kali sudah termasuk sebagian harga bahan bangunan, sehingga lebih efisien. Alokasi untuk tenaga kerja wajib dihitung cermat agar tidak terjadi biaya tambahan di kemudian hari.

5. Kebutuhan Material

Komponen berikutnya adalah biaya untuk bahan bangunan. Dalam pembuatan RAB, sangat disarankan menambahkan biaya cadangan sekitar 10% sebagai biaya tak terduga. Dana ini bisa digunakan bila ada kebutuhan mendesak seperti membeli bahan baku tambahan agar proyek berjalan tanpa hambatan.

6. Total Keseluruhan

Setelah semua komponen dihitung, langkah terakhir adalah menjumlahkan semuanya untuk mendapatkan total biaya atau total anggaran. Sebagai bentuk pengamanan, Anda dapat menambahkan beberapa persen untuk mengantisipasi pembengkakan biaya yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek.

Bagaimana Cara Membuat Rencana Anggaran Biaya Dengan Tepat?

Rancangan Anggaran Biaya yang baik adalah berisi uraian lengkap dari semua komponen yang ada pada proses pengerjaan. Mulai dari uraian jenis pekerjaan, volume pekerjaan, daftar bahan bangunan, total upah pekerja, total biaya material, dan jumlah total keseluruhan biaya termasuk pajak.

Untuk mempermudah proses, Anda bisa menggunakan aplikasi seperti Microsoft Excel yang dapat membuat pencatatan detil serta perhitungan dalam RAB Anda semakin tepat.

Sebagai panduan, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda ikuti untuk membuat RAB sederhana dengan tepat.

1. Membuat Gambar Kerja atau Layout

Gambar kerja adalah gambar atau desain yang dibuat oleh jasa arsitek untuk kebutuhan bangunan yang akan dibuat. Dengan adanya gambar kerja, Anda bisa menentukan seberapa banyak material yang dibutuhkan, lama waktu pengerjaan, jumlah pekerja, sampai perkiraan proyek selesai. Semua aspek tersebut akan lebih mudah diketahui, karena Anda telah memiliki desain layout-nya.

Gambar kerja inilah yang akan digunakan untuk menentukan daftar pekerjaan yang akan dihitung. Maka dari itu, sangat penting untuk membuat layout dengan detail yang rinci, sehingga Anda bisa mentaksir seluruh kebutuhan di dalamnya. Dengan demikian, Anda tidak perlu kebingungan saat memulai proses pengerjaan, karena telah memiliki dasar rujukan. 

Baca Juga: Tahapan Proyek Konstruksi Bangunan yang Umum Digunakan

2. Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi

Volume pekerjaan terkait dengan luas bangunan yang proyek Anda kerjakan. Misalnya, Anda volume pekerjaan untuk membangun rumah Anda adalah 100 meter persegi. Volume pekerjaan ini kemudian akan dikalikan dengan harga satuan pekerjaan untuk menghitung RAB. 

3. Membuat Harga Satuan Pekerjaan

Langkah berikutnya dalam cara membuat RAB adalah menentukan harga satuan pekerjaan. Elemen-elemen yang membentuk harga satuan kerja adalah harga upah tenaga kerja hingga harga bahan material untuk membangun rumah atau bangunan Anda. 

Dalam menentukan harga satuan pekerjaan, Anda akan menemukan perbedaan harga dalam sistem kontraktor dan juga borongan. Pastikan Anda memahami perbedaan keduanya saat sedang menyusun RAB konstruksi agar Anda memilih opsi lain ketika terdapat kendala dalam harga satuan pekerjaan Anda.

4. Menghitung Jumlah Biaya Pekerjaan

Setelah mendapatkan jumlah volume pekerjaan serta menentukan harga satuan pekerjaan, Anda bisa mulai menyusun rencana anggaran biaya proyek Anda dengan mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan. 

5. Membuat Rekapitulasi

Langkah terakhir dalam penyusunan RAB konstruksi yang sederhana adalah melakukan rekapitulasi.

Rekapitulasi adalah total dari seluruh sub-pekerjaan untuk menentukan rencana anggaran biaya (RAB) proyek Anda. Misalnya, sub-pekerjaan pada proyek Anda terdiri dari proses pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi, atau pekerjaan beton, hingga pembangunan hingga selesai.

Pembagian rencana anggaran biaya (RAB) rumah atau bangunan ke dalam beberapa sub-pekerjaan ini dapat membantu Anda secara lebih detil memastikan bahwa anggaran yang telah ditetapkan sesuai atau tidak dengan anggaran yang dikeluarkan sewaktu pengerjaan sebuah proyek. 

Contoh Rencana Anggaran Biaya (RAB) Konstruksi Rumah Tipe 36

Agar Anda lebih memahaminya, berikut adalah contoh RAB sederhana yang bisa ditiru:

1. Pekerjaan Persiapan

  • Pembersihan lahan (36 m² x Rp20.000) = Rp720.000

  • Pengukuran dan pemasangan bowplank = Rp1.000.000

Subtotal Persiapan: Rp1.720.000

2. Pekerjaan Pondasi

  • Galian tanah pondasi (30 m³ x Rp80.000) = Rp2.400.000

  • Pasang batu kali (25 m³ x Rp150.000) = Rp3.750.000

  • Urugan tanah kembali (15 m³ x Rp70.000) = Rp1.050.000

Subtotal Pondasi: Rp7.200.000

3. Pekerjaan Struktur

  • Kolom beton (2 m³ x Rp1.000.000) = Rp2.000.000

  • Balok sloof dan ring balok (2 m³ x Rp1.000.000) = Rp2.000.000

  • Plat lantai beton (5 m³ x Rp1.200.000) = Rp6.000.000

Subtotal Struktur: Rp10.000.000

4. Pekerjaan Dinding

  • Pasangan bata merah (40 m² x Rp120.000) = Rp4.800.000

  • Plester + aci (40 m² x Rp60.000) = Rp2.400.000

Subtotal Dinding: Rp7.200.000

5. Pekerjaan Atap

  • Rangka atap baja ringan (36 m² x Rp150.000) = Rp5.400.000

  • Penutup atap spandek (36 m² x Rp120.000) = Rp4.320.000

Subtotal Atap: Rp9.720.000

6. Pekerjaan Finishing

  • Pemasangan lantai keramik (36 m² x Rp120.000) = Rp4.320.000

  • Pengecatan tembok (40 m² x Rp50.000) = Rp2.000.000

  • Pemasangan pintu & jendela (1 paket) = Rp3.500.000

Subtotal Finishing: Rp9.820.000

  • Instalasi listrik sederhana = Rp3.000.000

  • Instalasi air + sanitary = Rp4.500.000

Subtotal Instalasi: Rp7.500.000

8. Total Biaya Konstruksi

  • Total seluruh pekerjaan = Rp53.160.000

  • Tambahan biaya tak terduga (5%) = Rp2.658.000

Total RAB: Rp55.818.000

Catatan Penting:

  • Biaya tenaga kerja sudah termasuk dalam harga satuan setiap item pekerjaan.

  • Bahan bangunan dihitung sesuai kebutuhan proyek, seperti batu bata, semen, pasir, baja ringan, dan keramik.

  • RAB ini bersifat perkiraan biaya (estimasi) sehingga harga dapat berbeda tergantung daerah, harga material, dan sistem kerja (harian/borongan).

  • Dengan adanya RAB, pemilik proyek bisa mengantisipasi pembengkakan biaya dan mengatur alokasi dana lebih tepat.

Itulah hal-hal yang harus Anda ketahui tentang cara membuat RAB untuk proyek konstruksi rumah atau bangunan. Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan salah satu dokumen yang krusial untuk menentukan kesuksesan proyek konstruksi rumah atau bangunan Anda. Dengan RAB yang baik dan detail, Anda dapat mengalokasikan budget dengan lebih efektif dan efisien serta memimalisir kemungkinan adanya biaya dadakan yang, jika sangat besar, dapat membuat proyek konstruksi rumah atau bangunan Anda gagal.

Agar proyek konstruksi Anda dapat berjalan tanpa hambatan dan memnuhi standarisasi keamanan, Anda dapat memanfaatkan layanan sewa scaffolding yang disediakan oleh Indosteger.

Artikel Terkait

Silahkan hubungi kami
Hi saya ingin bertanya
whatsappweb